Selasa, 06 Oktober 2015

Teman-temanku, selamat menikah!


Menyerupai saudara, lebih dari saudara mungkin. Semenjak SMA dulu dan sampai sekarang mungkin tidak tergambarkan beberapa kondisi seperti ini. Dimulai dari Randi, teman saya yang pendek, item, dekil, yang selalu menjadi korban bully dikelompok kecil ini mengabarkan jika ia akan menikah. Ia menikah dengan cinta sejatinya yang ia pacari sejak SMP beberapa tahun yang lalu. Tepat usianya yang ke 25, ia mengambil keputusan hidup dan mati yakni menikahi dan bertanggung jawab lebih pada manusia dari darah berbeda untuk dinafkahinya. Ya, sebuah keputusan matang dan dewasa untuk seonggok daging yang bernama Randi.

Kemarin, di grup chat, saya menanyakan "Ran, gimana rasanya menikah?" ia menjawab santai "anget li." Dari jawaban ini saya sedikit berpikir, Saya juga berpikir apa bedanya nikah sama gorengan? Tapi, setidaknya Randi saat ini menjadi dewasa karena telah mengambil keputusan penting dalam hidupnya, selamat Ran!

Sebulan setelah Randi menikah dengan rasa 'anget' itu, saya dapat broadcast di BBM yang mengabarkan jika Prima A.K.A Senot akan menikah bulan ini. Iya, Senot, teman saya dengan pola pikir aneh yang pernah meledakkan mercon di dalam celananya ini tiba-tiba akan menikah. Saya jelas kaget, saya anggap itu adalah sebuah lelucon dari teman-teman dalam kelompok kecil yang terdiri dari beberapa manusia dengan otak yang agak miring. Mana saya percaya?

Namun, setelah menelusuri informasi ini, saya yakin Senot beneran akan menikah. Pasrah saja, semoga nanti setelah menikah dia tidak meledakkan mercon di dalam celana istrinya. Bisa nganu nanti.

Saya salut dengan mereka berdua, menikah adalah pilihan yang dewasa. Semoga setelah menikah, mereka bisa menjadi dewasa bersama istrinya, dan tetap bisa menggila bersama saya, nanti. Semoga..

Setelah ada kabar menikah dari dua orang sahabat saya, saya malah kasian dengan teman saya yang namanya Dista. Dista adalah orang yang paling sering disakiti oleh wanita, dari SMA memang seperti itu. Padahal, jika dilihat-lihat Dista ini tidak jelek-jelek amat, walaupun dianggap bisa menaklukkan wanita, namun hatinya rapuh seperti krupuk ditenggelamkan dalam lautan. Hal inilah yang diduga menyebabkan dia masih sendiri dalam hidupnya.

Waktu itu ada yang suka sama dia, tapi sayangnya bukan manusia melainkan pohon pisang di belakang rumah. Namun yang paling perih, orang tua si pohon pisang itu tidak setuju dengan keputusan si anak dan menjodohkan si anak dengan pohon mangga tetangga, Ya, menyedihkan memang.

Lain halnya dengan Farid, saya yakin setelah Senot menikah ia akan menikah juga. Farid orang yang paling ngotot, apa yang dianggapnya benar sudah pasti benar dalam versinya. Dulu pernah ia menyanyikan sebuah lagu, waktu bernyanyi dia salah lirik, eh saat dikritik katanya dia sudah benar yang salah malah kasetnya.

Nah, dari Farid inilah sebuah mitos lahir yang berkaitan dengan Dista. Farid pernah berkata jika jodoh dista masih berupa embrio, untung mitos yang keluar dari bibir Farid tidak menyebutkan jodoh Dista masih berupa sperma, kan nunggunya lama...

Ya, dari SMA saya belum pernah terpikir sahabat-sahabat saya akan menikah. Ternyata, waktu telah menjadikan kami orang-orang dewasa. Mungkin tidak banyak waktu yang tersisa untuk kami bisa bersama, namun setidaknya Tuhan berikan sahabat-sahabat yang luar biasa.. Terima kasih Tuhan..

Selamat menikah kawan-kawanku..

*Tulisan ini dibuat dengan pasrah meratapi keadaan setelah merayu dua orang sahabat untuk menggagalkan pernikahannya

Sumber gambar: martinigirlsakeworld.wordpress.com
Read »

Copyright © Lingkar Cerita

Designed by