Selasa, 02 Februari 2016

Maaf, saya bukan seorang detektif

Sherlock Holmes @comicvine.com

Seorang detektif memang memiliki tugas yang keren, saya akui itu, bayangkan saja detektif bisa jadi seorang yang sangat penting untuk menyelesaikan sebuah kasus. Sudah pasti detektif memiliki kepintaran dan intelijensi tinggi untuk mengungkap kasus, berpikir lebih untuk memecahkan sebuah masalah dengan petunjuk yang sedikit. Tidak hanya memecahkan masalah, tugas memata-matai juga sudah khatam untuk detektif. Bahkan para detektif rela menunggu dalam waktu lama dan menyamarkan diri untuk mencari sebuah kebenaran.

Sayangnya, saya bukan seorang detektif. Walaupun begitu, saya heran kenapa banyak yang meminta bantuan saya untuk memata-matai pasangan mereka. Apalagi teman-teman di sekitar saya.

Begini, beberapa kali saya menolak untuk memberikan informasi teman-teman saya yang diminta oleh pasangan mereka. Permintaannya sederhana, mereka ingin saya mengupdate apapun yang pasangan mereka lakukan, entah dari media sosial ataupun kehidupan nyata. Mereka meminta saya melakukan hal ini alasannya karena tidak memiliki kepercayaan pada pasangannya.

Saya sering menolak hal tersebut, pasalnya saya tidak mau ambil pusing dengan masalah rumah tangga atau hidupnya seseorang. Dengan saya memberikan informasi, setidaknya saya sudah masuk ke dalam masalah rumah tangga mereka. Masalah dan kegiatan saya banyak, ngapain saya harus repot mengurusi rumah tangga orang.

Kebanyakan teman saya memang sudah menikah, dan istri dari beberapa teman saya ini sangat tidak percaya dengan suaminya, sehingga meminta saya untuk melakukan kegiatan memata-matai kegiatan suaminya di luar rumah. Kadang saya mikir, kok berani nikah sih sama orang yang ndak mereka percaya. Bego kan?

Saya juga paling anti mencampuri urusan rumah tangga orang, walaupun itu teman saya sendiri, bahkan teman dekat sekalipun. Saya senang berteman, tapi ndak suka ikut campur masalah pribadi sesorang. Berteman ya berteman, kalo soal hidup ya terserah situ mau jungkir balik, salto belakang, nungging, dan lainnya saya ndak ngurus.

Bukan ingin menutupi kelakuan nakal para suami-suami muda ini, saya cuma berteman, selebihnya kalau itu urusan rumah tangga, sedeket-dekatnya pertemanan saya tetap jadi orang asing. Masa ya kamu percaya sama orang asing tapi ndak percaya sama suami sendiri.

Setiap kasus seperti ini, saya selalu menolak. Mau dikata ndak bantu temen, sombong, congkak, apalah semua itu saya tetap teguh pada pendirian. SAYA BUKAN DETEKTIF.

Jadi gini pasangan muda, jika kalian tidak percaya dengan pasangan caranya sederhana, ceraikan saja. Jika tidak mau, cobalah untuk percaya saja. Di dalam sebuah hubungan, pondasinya adalah sebuah kepercayaan dan komunikasi. Namun bagaimana jika dipercaya tapi pasangan kalian tetap mengkhianati kepercayaan? Yasudah, CERAIKAN!

Gimana? Solusional bukan?
Read »

Copyright © Lingkar Cerita

Designed by