Jumat, 21 Oktober 2016

Mau beli iPhone 7? Jangan pilih yang 32GB

iPhone 7
Sumber gambar: Digitaltrends,com

Kamu berniat beli iPhone 7 yang baru rilis tahun ini? Saranku lebih baik membeli iPhone 7 dengan penyimpanan 128GB atau 256GB saja. Pasalnya, iPhone 7 dengan penyimpanan yang paling kecil yakni 32GB dikatakan lambat dalam mentransfer data atau memiliki performa yang lebih buruk dari penyimpanan 128GB dan 256GB.

Bukan omong kosong, hal ini dibuktikan oleh hasil benchmark dan pengujian transfer data oleh youtuber teknologi Hilsenteger pada dua jenis iPhone 7 dengan penyimpanan 32GB dan 256GB.

Di dalam video tersebut, hasil benchmark di iPhone 7 32GB memang jauh lebih buruk dari iPhone 7 256GB. Seharusnya sih tidak akan jauh berbedalah, pasalnya yang berbeda dari spesifikasi kan cuma penyimpanannya saja bukan prosesor atau RAM-nya. Namun, video ini mendapatkan ketidaksempurnaan iPhone 7 32GB yang jauh lebih lambat dari jenis yang lain.

Selain itu, transfer data juga lebih lambat di iPhone 7 32GB. Hal ini dibuktikan Hilsenteger pada video tersebut, ia mengatakan jika iPhone 7 32GB sembilan kali lebih lambat dari kedua jenis iPhone 7 yang memiliki penyimpanan memori lebih tinggi dari 32GB. cek videonya di bawah kalau ndak percaya.


Jadi, setelah melihat video tadi kalian bisa kembali pikirkan atau merenung sejenak jika ingin membeli iPhone 7 yang 32GB. Entar performanya gak bagus nyalahin orang yang jual, padahal aku udah kasih tau lho ya di sini.

Kalau aku sih, kalau gak butuh-butuh banget mending uangnya dibeliin sepeda motor terus diojekin. Cuy, iPhone 7 kisarannya masih Rp 12 juta - Rp 19 juta lho. Jangan kemakan gengsi malah fungsinya gak ada! haha..
Read »

Selasa, 18 Oktober 2016

Butuh jatuh untuk merasakan kerendahan hati lagi

Sumber gambar: daysoftheyear.com

Kata orang hidup itu seperti roda, selalu berputar dan mengubah posisi peran manusia dari bawah ke atas, atas ke bawah atau di bawah terus susah ke atas karena roda yang namanya kehidupan harus parkir dengan waktu yang lama.Ya memang begitu hidup, kalo mau di atas terus jadilah satelit, satelit pun pernah berada di posisi bawah. Tidak ada yang mutlak selalu di atas.

Hal yang sering dialami oleh kebanyakan orang, jika berada di atas, kesombongan selalu saja menjadi tantangan. Karena di posisi ini kita melihat semua yang ada di bawah menjadi kecil akhirnya mengecilkan semua peran di bawahnya. Padahal sekecil apapun perannya, penting untuk keseimbangan kehidupan.

Karena itu, beruntung orang yang memiliki kerendahan hati, posisi inilah yang akan menempa kekuatan kerendahan hatinya. Ia akan berjuang mengalahkan kesombongan, karena ia tau posisi atas rentan jatuh dan ambruk sampai berkeping.

Kerendahan hati adalah pagarnya, jika posisimu di atas maka butuh pagar untuk membatasi batas mana yang tidak boleh dilewati agar tidak terjatuh. Bukan hanya itu, kerendahan hati juga bisa menjadi sebuah parasut yang menyelamatkanmu saat terjatuh, setidaknya jatuhmu ndak terlalu sakit.

Jadi, tetaplah rendah hati di manapun posisimu. Tetaplah memijak bumi walaupun sekarang posisimu mencapai langit. Karena jika kerendahan hati kau tinggalkan, maka butuh jatuh untuk kembali belajar kerendahan hati. Terjatuh dari atas hanya masalah waktu, tidak ada yang mutlak berada di atas kecuali kamu Tuhan.
Read »

Senin, 10 Oktober 2016

Kita adalah pasar bule

Sumber gambar: Detik.com


Sadar atau tidak sadar kita semua adalah pasar dari bule Amerika dan Eropa. Bangsa besar ini memang memiliki jutaan penduduk yang memegang peranan penting di internet sebagai netizen sejati.

Bahkan, trending topik dunia banyak disumbangkan dari negara rempah-rempah nan kaya yang aku cintai dan aku yakin juga kalian cintai. Karena ini, kita jadi pasar empuk untuk bule.

Lho kok bisa? Ayo kita ambil beberapa kasus saja. Pertama, masih ingat bule Brasil yang terlihat sangat mencintai Indonesia. Namanya Felipe Valdes, dia terkenal di Indonesia karena menunjukkan kesukaannya pada negara ini. Akhirnya hampir keseluruhan konten yang ia bagikan di Internet berbau Indonesia.


Alhasil, banyak netizen yang mebagikan kontennya hingga si Valdes menjadi buah bibir dan terkenal di negara ini. Catat. TERKENAL. Pertama kali, aku tau Valdes ini saat sering mampir ke forum Kaskus sekitar tahun 2010-2011. Bisa kalian tebak, netizen Indonesia bangga dengannya.



Tidak hanya satu, banyak bule-bule mulai membuat konten yang berbau Indonesia. Aku kasih contoh lagi ya? Band Arkarna, Band asal Inggris yang ndak terkenal-terkenal amat, saat pemilihan presiden beberapa waktu lalu secara mengejutkan mendukung salah satu calon Presiden yakni Jokowi. Bahkan Band ini berani datang ke Indonesia untuk manggung dalam perhelatan pesta demokrasi dan turut serta kampanye Jokowi yag ajaibnya tidak memungut bayaran sedikit pun. Ya waktu itu, pendukung Jokowi dipetakan memiliki massa yang besar. Akhirnya secara otomatis, mau tidak mau orang-orang yang mendukung Jokowi akan menjadi penggemar baru band ini karena kesamaan pilihan. Hmmm..

Setelah Jokowi terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia, band ini kembali merekam ulang atau mengcover lagu musisi legenda Indonesia Gombloh yang berjudul kebyar-kebyar bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia dengan bahasa Indonesia yang jelek. Arransementnya sangat biasa, namun karena dia Bule dan berlabel internasional sepertinya orang-orang Indonesia memakluminya. Ujung-ujungnya, mereka 'jualan' di Indonesia di bawah naungan label Warner Music Indonesia. Hmmm..


Kemudian contoh lainnya adalah yang baru-baru ini viral di media sosial, Audun Kvitland, seorang seniman asal Norwegia mengunggah lagu yang berjudul nasi padang. Segala puja-puji ia tuturkan untuk Indonesia khususnya nasi padang. Sontak netizen Indonesia terkejut dan bangga dengan pria bule tadi. Lagu ini langsung terkenal, hampir semua media online memberitakannya. Lihat apa yang terjadi, Kvitland menjadi terkenal di negara ini. Catat sekali lagi. TERKENAL. Padahal ya lagunya ndak terlalu istimewa, Kvitland cuma seorang bule yang menyebutkan 'nasi padang' di reff lagunya. Udah. Gitu aja. Ndak istimewa. Sama sekali.



Apa tujuan bule-bule ini mengunggah konten di internet yang berbau Indonesia? Jawabannya sederhana, negara ini adalah pasar bagi mereka. Jika ngomogin soal pasar sudah pasti berbicara keuntungan. Dalam 4 hari, video ini sudah ditonton sebanyak 719 ribu. Hasil yang lumayan untuk sebuah channel baru di Youtube.

Si Kvitland dari Norwegia baru mengunggah satu video saja di channelnya, ini artinya dia sedang membangun channel tersebut dan Indonesia adalah pasarannya. Kenapa Youtube? melihat perkembangan video blogging di Youtube saat ini, si Kvitland tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan Youtube.

Jadi, bule-bule yang sudah matian-matian untuk terkenal di negara sendiri namun gagal, kalian bisa targetkan pengguna internet di Indonesia pasalnya pengguna internet di sini bangga jika wajah-wajah seperti kalian mengunggah hal-hal yang berbau budaya lokal atau nasionalis. Bahkan kalian bisa jadi kebanggaan bangsa ini, rumusnya seperti di bawah ini.


Wajah Bule + Konten berbau budaya Indonesia = Terkenal/untung

Atau

Wajah Bule + Konten Nasionalis = Terkenal/untung



Pertanyaan terbesarnya, mengapa kebanyakan dari kita baru bangga setelah para bule mengakui kebudayaan Indonesia? Padahal kan... Ah sudahlah, kalian memang para mental inlander!
Read »

Sabtu, 08 Oktober 2016

Pulang


Merasakan suasana rumah dan kehangatan keluarga adalah surga yang ada di dunia. Tidak perlu pemandangan yang bagus, indah, dan hijau untuk merasakan bahagia, cukup senyuman orang tua menyambut kepulanganmu.

Ya, akhirnya aku ada di tanah kelahiranku, sebelum merantau ke tanah Jawa 2007 silam. Setelah bergulat dengan berbagai macam ilmu di tanah Jawa selama hampir 9 tahun, aku kembali lagi ke kota ini, Kota Tarakan. Banyak yang sudah berubah dari kota ini, salah satunya banyak cafe yang berdiri di sini.

Pertama kali menginjakkan kaki kota ini, sambutan pertama mengucapkan 'selamat datang' adalah tidak stabilnya jaringan internet di smartphoneku. Pikirku ya mungkin karena perpindahan tempat saja, jaringan smartphone juga butuh adaptasi kayak orang pacaran gitu.

Karena lama, akhirnya aku restart smartphoneku dengan harapan agar refresh dan jaringannya semakin lancar. Namun sayang, setelah aku menyalakan ulang smartphone malah sebaliknya, sama sekali tidak menangkap jaringan 3G apalagi 4G. Hmmm, kalau 4G memang belum support di smartphoneku.

Ya pikirku memang kebetulan saja saat baru datang memang lagi gangguan, toh tiap kota besar dan kecil di Indonesia ada saja yang mengalami gangguan jaringan, sudah biasa memang. Masalahnya muncul setelah beberapa hari berada di sini. Jaringan selalu mengalami gangguan, catat, SELALU. Kadang bisa sampai berjam-jam dan hebatnya orang-orang di rumahku sudah terbiasa dan jarang mengeluh. Hebat.

Orang rumah selalu mengatakan jika itu sudah biasa terjadi di sini. Jadi mereka sudah santai menghadapinya. Oke, Jika sudah terbiasa, berarti betapa seringnya gangguan jaringan di sini.

Karena masalah jaringan ini, aku berpikir jika memasang Wi-Fi mungkin masalahku ini teratasi. Akhirnya bergegas aku menelepon perusahaan telekomunikasi negara untuk menjadi pelanggannya. Setelah terpasang, aku berharap ini adalah solusi.

Namun sayangnya, sama saja. Kata temanku, memasang Wi-Fi di sini tidak akan menjadi solusi karena jaringan Wi-Fi akan jadi puing-puing masalah baru, dan itu benar. Saat aku menuliskan artikel ini, jaringan Wi-Fi juga mengalami gangguan. Inginku berteriak di hutan, berjalan ke pantai lalu menenggak minuman keras untuk melupakan masalah ini.

Masalah kota ini bukan hanya itu, yang paling krusial adalah listrik. Di kota ini, listrik padam dan menyala seperti minum obat. Bisa tiga kali sehari. Kadang, listrik padam dan menyala bisa lima kali dalam kurun waktu tiga jam. Aku curiga petugas perusahaan listrik negara ini sedang memainkan switch atau saklar seperti anak kecil agar satu kota kelap-kelip. Hal ini biasa aku lakukan waktu kecil dulu, kalian juga pernah kan?

Entah ada masalah apa, tapi ini sangat merugikan. Masyarakat mengeluhkan jika banyak alat elektronik mereka rusak dan sekali lagi emakku ngomong "ya, sabar-sabar kalau mau hidup di sini." Ini berarti masyarakat sudah terbiasa. Sebagai informasi saja, tarif dasar listrik di kota Tarakan no 2 termahal di Indonesia. Ini fakta.

Masalah di atas hanya segelintir saja, masih banyak masalah lain kok. Banyak banget. Kalian nanya apa peran Pemerintah di sini? Aku juga gak ngerti. Kalau Pemerintah bekerja dengan baik infrastruktur, sistem, serta pelayanan publik sudah pasti bagus kok.

Nah, part ini yang aku suka:

Dear Pak Jokowi,

Disebutkan dalam sila ke lima, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun adilkah bagi masyarakat di Kota Tarakan menghadapi masalah ini tanpa ada solusi dari pemerintah setempat, pak? Saat ini masyarakat Tarakan sudah terbiasa tidak menerima keadilan, dan itu tidak adil menurut saya.

Kalau beruntung, saat bapak membaca tulisan ini walaupun kemungkinannya kecil, menginaplah di rumah warga pak, maaf tidak seperti di pulau Jawa yang listriknya menyala 24 jam dengan kestabilan jaringan internet. Nantinya, jika bapak mengeluhkan hal ini jawaban yang pasti bapak dapatkan adalah "Ya beginilah kota Tarakan, sabar-sabar kalau mau tinggal di sini." KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.

*Tulisan ini sengaja dibuat dengan keluhan.






Sumber gambar: Pinterest.com
Read »

Copyright © Lingkar Cerita

Designed by